Senin, 21 Agustus 2017

Aku, sepuluh tahun yang lalu..

Jatinegara, sumber: google
Rabu, 1 Agustus 2007, merupakan hari pertama kaki ku menginjak tanah Jakarta, hari pertama masuk kerja sesuai dengan yg sudah di bicarakan dengan pihak perusahaan, tapi nggak juga ding, kalo diitung aktual, aku berangkat dari Purwokerto kota asalku hari minggu mlm tgl 29 Juli, naik kereta api tut.. tut.. tut.. sampe setasiun jatinegara brti senin pagi tgl 30 Juli, jadi itu pertama kalinya kakiku menginjak tanah Jakarta, yaa kisaran jam 02:00 dini hari, pertama melangkahkan kaki utk merantau, berjuang di tanah Harapan.. Jakarta! Tapi yg ini juga nggak, bukan merantau di Jakarta juga sich, soale walaupun kantor pusate di Jakarta, penempatannya adalah di Indramayu.. wakwaw! J
Sebuah perusahaan Peternakan berpusat di Jakarta, yang mempunyai farm, hatchery, feedmill di beberapa tempat seperti serang banten, subang, Indramayu. Nah saat itu saya ditempatkan di Farm didaerah Indramayu, yaitu parent stock farm diatas tanah seluas 23 Ha dengan 20 kandang kapasitas 10.000 ekor perkandang, dengan sekitar 180an org karyawan, sebagai Personalia Farm. Ada banyak cerita disini, yups, sangat berkesan karena saya anggap merupakan pekerjaan formal saya yg pertama setelah lulus menjadi seorang Sarjana Hukum! Stop.. Stop.. pekerjaan formal?? Berarti pernah kerja informal?? Yes.. betul sekali, bisa dikatakan demikian.
Baiklah, terpaksa aku membentang ingatan lebih jauuuuh, sekira tahun 1997, tahun kelulusanku dari SMU Negeri di kota asalku, oiya.. aku jurusan IPA loh (gak nanya!!!) setelah lulus SMU, seperti kebanyakan teman2 sebaya, mencoba mengadu nasib utk bisa masuk ke universitas negeri, saat itu dengan program UMPTN, dengan ego yg masih sangat tinggi pilihan jurusannya adalah Teknik, nak ora teknik, ora! Hahahahaa.. tapi ya memang terbukti dengan bekal jurusan IPA di SMU, dikombinasikan dengan kemampuan otak, serta ditambah dengan saat proses ujian UMPTN, hasilnya adalah.. tidak lolos! Yaa begitulah, tidak lolos S1 masih ada Harapan, daftar D3 politeknik Negeri Semarang ( dulu masih berada dibawah bendera UNDIP ) kebetulan, kakak bekerja di Institusi pendidikan Komputer di kota Semarang, jadi tdk kesulitan utk tempat transit dan stay selama ujian Politeknik di semarang, nebeng dulu lah.. selanjutnya dengan sisa tenaga setelah gagal seleksi UMPTN, mengikuti ujian seleksi D3 Politeknik dan Alhamdulillah, tidak lolos maning! Yaa begitulah, dengan tidak putus asa, masih ada kesempatan th depan, dan dari info yg aku dengar, di Politeknik selain ada program D3, ada juga program D1 dimana lulusan terbaiknya langsung diterima di D3 periode berikutnyaa tanpa tes! Bingo!!!  Ada peluang, akhirnya aku ikut program D1 Teknik Komputer dengan pertimbangan ada kesempatan transfer ke D3 Teknik elektro. Nah.. Disinilah pengalaman kerja pertama dimulai, tahun 1998, partimer operator komputer pengolahan data EBTANAS se Jawa Tengah Tahun ajaran 1997/1998, tdk lama sih, sekitar 1 bulan lebih. Disana tugas saya menginput lembar jawaban ujian siswa SMP & SMU seJawa Tengah menggunakan alat scanner. Partimer ini berlanjut di tahun ajaran berikutnya, yaitu pandataan dan pengolahan data EBTANAS tahun ajaran 1998/1999, dan 1999/2000. Jadi kalau ada diantara para pembaca adalah lulusan SMP / SMU tahun dari jawa tengah LULUSAN TAHUN 1998 - 2000, bisa dipastikan saya adalah salah satu operator pengolahan hasil EBTANAS kalian, dan satu lagi ternyata, lembar jawaban computer tidak se horror yg dulu pernah saya pikirkan, setelah mengalami sendiri prosesnya :D
Tahun 1998, setelah setahun mengikuti program D1 dan harapan bisa transfer ke program D3 teknik Elektro diakhir studi. Harapan tidak diiringi perjuangan yg maksimal, hasilnya pun bisa ditebak.. Tidak lolos bursa transfer.. Hahahahahaaaa.. (msh bisa tertawa juga..) Tapi perjuangan blm berakhir, masih ada kesempatan tes seleksi ke D3, dan waktu itu saya putuskan tdk akan ikut seleksi S1 UMPTN lagi, dan hanya ikut seleksi lokal D3 Politeknik UNDIP, supaya lebih fokus dan bisa kuliah sesuai dengan semangat saya yang masih membara.. TEKNIK !!! Setelah gagal di seleksi UMPTN pertama tahun 1997, gagal di seleksi D3 UNDIP 1997 dan gagal dibursa transfer D3 Politeknik UNDIP 1998, akhirnya seleksi D3 Politeknik yg kedua kali nya saya ikuti, tahun 1998, menghasilkan.. kegagalan lagi.. Yaaa.. 2 tahun gagal masuk universitas negeri jurusan teknik seperti yg diidam-idamkan. Berbekal ijazah D1, coba mencari peluang kerja dan memang sulit karena nanggung juga D1, beberapa kali interview dan tidak pernah lolos karena spesifikasi yg tidak sesuai, yang dicari lulusan SMU/K, D3 atau sarjana S1. Partimer EBTANAS msh dilakukan, tp waktunya yg temporary dan bukan pekerjaan tetap membuat tidak menentu.  Akhirnya dengan banyak pertimbangan dan dukungan orang tua, diputuskan harus upgrade ke jenjang yg lebih tinggi.
Selanjutnya, saya diterima UMPTN di kesempatan terakhir, yaitu th 1999, setelah berfikir lebih realistis dan mengaca pada kemampuan, walaupun tidak mustahil utk masuk Tehnik, tp apa salahnya mempertimbangkan utk masuk jurusan lain. Waktu itu pendaftaran menggunakan formulir IPC, pilihan pertama dan kedua tetap kekeuh jurusan Teknik, sementara pilihan ke3 mengharuskan dari jurusan IPS karena pilihan satu duanya sudah jurusan IPA. Dan mungkin sudah hidayah dari ALLoh SWT, pilihan ketiga jatuh ke Jurusan Hukum, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. Nah untuk Ujian UMPTN yg terakhir ini saya sedikit mengambil strategi, setetes ilmu D1 Teknik Komputer, ditambah belajar dari pengalaman partimer pengolahan data EBTANAS selama 3 periode, saya mengenal istilah sorting data, merangkai data dalam urutan tertentu. Ini menurut pemikiran saya, misal kapasitas suatu jurusan adalah 100 orang, tentunya yg diterima disana adalah 100 peserta ujian UMPTN dengan nilai tertinggi, nah apabila data peserta sudah di sorting dan ternyata ada 200 orang peserta teratas dengan nilai yang sama, maka siapa yg beruntung berada di 100 urutan pertama?? Tentunya di butuhkan variable lain sebagai dasar sorting data tersebut, disamping variable nilai yg jadi dasar utama. Pemikiran sederhana saya adalah wilayah, apalagi dalam UMPTN (saat itu) dikenal pembagian wilayah rayon A, B & C (kalau tidak salah mengingat), akhirnya saya menarik hipotesa sendiri, kesempatan saya akan semakin besar apabila saya mendaftar dan ujian di pusat dari pada ujian di daerah, ini akan membuat sorting data saya diatas. Kalau saya ada di antara 200 orang teratas dengan nilai yang sama, kemungkinan saya ada di urutan 100 teratas semakin besar apabila mengikuti ujian dipusat. Saya pun memilih mengikuti proses UMPTN th 1999 di Kota Semarang, tidak dikota Purwokerto seperti UMPTN th 1997 dengan pertimbangan tersebut, dan terlepas benar atau tidak pemikiran sederhana saya tadi, akhirnya saya diterima di Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto. Mungkin kalau waktu itu saya mengikuti proses UMPTN lebih ke pusat lagi,  ke Jakarta, bakalan lolos pilihan 1 atau 2 jurusan teknik yaaa.. Hahahahahahaaaaa.. Wallohualam.
Oke cukup! Kembali ke pekerjaan formal yang pertama, sebagai Personalia Farm di daerah Indramayu. Proses seleksi nya cukup berkesan buat saya, waktu itu, dengan diwisudanya seorang sarjana berarti bertambah pula seorang pengangguran. Sebagai seorang sarjana dan pengangguran baru, saya harus bisa bersaing dan melihat setiap peluang yang ada, terutama peluang kerja. Hari itu, seperti biasa, masih beredar di sekitar kampus, selain menyelesaikan berbagai macam administrasi juga melihat2 siapa tahu ada informasi lowongan kerja, dimana lagi selain papan pengumuman kampus. Perlahan saya mendekat ke papan pengumuman kampus. Nah ini.. dibutuhkan personalia.. bla.. bla.. bla.. tanpa syarat IPK ! Saya harus melamar! Segera kupacu vespaku (vespa punya bapak: red) ke rental komputer disekitaran kampus. Saat itu komputer masih merupakan barang mewah dan jarang dimiliki oleh mahasiswa kelas festival seperti saya, Rental komputer saat itu sangat menjamur, dan memang membantu sekali untuk kegiatan kampus, mengerjakan tugas, makalah atau membuat lamaran kerja seperti saya waktu itu J.  Ketik-ketik sebentar membuat lamaran, daftar riwayat hidup, dan salah satu kalimat penutup yang saya ingat waktu itu, walau mungkin redaksinya tidak sama persis adalah “.. saya memang belum berpengalaman kerja, tapi saya akan berusaha melakukan yang terbaik untuk kemajuan perusahaan.. “. Selesai kemudian membayar ke penjaga rental, kemudian sambil memberikan kembalian, dia bertanya;
“ bikin lamaran mas??”,
saya jawab, ” iya mas, doain biar keterima ya mas..”,
kemudian dijawab” amin mas, mudah2an keterima..”,
Berkas lengkap, kemudian dititipkan ke Biro Kemahasiswaan Fakultas, dan.. sudah.. hidup berjalan normal seperti biasa, masih bolak balik kampus, masih vespaan, dan tak berapa lama, ada panggilan interview. Saya tidak ingat persis berapa kali sesi interview ini, yang saya ingat adalah satu pertanyaan kurang lebih adalah, “apabila terjadi suatu masalah dengan lingkungan sekitar yang mengancam keselamatan, apa yang akan anda lakukan??”
Saya jawab, “ saya tidak akan tinggal diam pak, tapi akan saya tinggal lari, menyelamatkan diri ke aparat yang berwenang”
Serius.. kata2 itu nyelonong begitu saja, dan waktu itu penginterview hanya tersenyum sambil mengangguk-anggukan kepala.

Tidak lama saya dinyatakan diterima, mulai bekerja 1 Agustus 2007, dan penempatan kerja akan diinformasikan pada hari pertama tersebut. Yang saya ingat waktu itu ada 2 orang adik kelas juga yang lolos diterima. Saya yakin doa mas-mas penjaga rental komputer turut berperan dalam pekerjaan pertama saya, atau mungkin jawaban spontan tinggal diam & tinggal lari ikut berperan juga? entah lah.. saya tak pernah berkesempatan menanyakan hal tsb kepada boss saya, yang menginterview saya waktu itu.