Kamis, 07 Februari 2013

Surga Untuk Seorang Istri

Surga Untuk Seorang Istri

Kini aku menyadari bahwa kata-kata memiliki keterbatasan. Betapa susah melukiskan dengan kata-kata perasaan cinta dan kagum. Kata kata ternyata tidak mampu menggambarkan kekagumanku terhadap seorang istri. Kata-kata ternyata hanya mampu sedikit menceritakan betapa hebatnya seorang istri. Dan kata – kata hanya bisa sedikit melukiskan rasa cinta suami kepada istri. Selama bertahun-tahun aku berusaha menulis tentang hebatnya seorang istri, tapi selama itu pula aku tidak mampu menceritakannya. 
Sering pada malam hari, ketika suasana sepi aku berpikir, kok bisa Allah menciptakan makhluk yang sangat baik sekali. Mau menikah dengan seorang laki-laki yang tidak terlalu dikenalnya, kemudian tulus ikhlas patuh dengan perintahnya. Aku juga berpikir kok ada manusia yang begitu lembut, rapi dan berbeda dengan suaminya. Aku juga terus berpikir kok ada manusia yang begitu taat kepada pasangannya, mau mendengarkan masalah-masalah yang dialami suaminya. Padahal mungkin dia tidak begitu paham atau tertarik dengan masalah suami. Kok ada manusia yang mau menghabiskan waktunya, hidupnya, untuk mengerjakan sesuatu untuk orang lain. Betapa hebat manusia itu. Manusia itu adalah seorang perempuan yang menjadi istri.
Kagum sekali aku melihat istri. Mau menemani dalam suka dan duka. Mau mendukung dalam semua hal. Ketika orang lain mengatakan buruk tentang suami, dia menceritakan kebaikan suami. Ketika orang lain berkata suami salah, dia membela dengan ketulusan. Ketika ada aib pada suaminya, dia menutupinya dan menahan diri untuk tidak menceritakan kepada siapapun. Ketika dia tahu suaminya melakukan kesalahan, dia mencari waktu yang tepat, menyusun kalimat yang baik, mencari kata-kata bijaksana dan dengan bahasa kiasan dia berbicara kepada suaminya itu bahwa perbuatan sang suami sebenarnya salah. Suaminya tidak merasa digurui, tidak merasa disalahkan, tidak merasa dihina dan tidak merasa istrinya meluruskannya. 
Suami yang pintar mampu menangkap apa yang tersirat dari bahasa kiasan itu. Tapi sayangnya suami kadang datang kebodohannya, suka cuek atau sok tahu. Dengan sabar istri, menunggu waktu yang tepat untuk mengulanginya. Ketika ada kekurangan suami, istri tidak menghinanya, tidak mencemoohnya. Malah menjadikan kekurangan itu sebagai keunikan. Itulah istri. 
Setiap hari bertambah kagumku kepada istri. Betapa bingung juga diriku. Aku bingung kok ada manusia yang benar-benar sabar mengurus suaminya, mengurus anak-anaknya, mengurus rumah dan mengurus hal lain di luar dirinya. Kok ada manusia yang mampu mengerjakan beberapa hal sekaligus dalam satu waktu. Ya memasak, ya menyuapi anaknya, ya mengajari anaknya sekaligus menyiapkan keperluan suami. Aku melihat istri mampu melakukan hal itu serentak. Aku juga bingung kok ada istri yang rajin mengerjakan ini mengerjakan itu, sedang suaminya malas-malasan tidak membantu. Malah nonton TV atau tidur. Kok ada manusia yang mampu terjaga ketika anaknya sedang sakit atau hanya sekedar ingin WC. Kok ada manusia yang mau diperintah orang lain yaitu suaminya untuk mengerjakan sesuatu yang mungkin istri tidak mau mengerjakannya. Dia mau melakukan hal itu karena rasa baktinya kepada suami dan ketaatannya kepada agama.
Hanya istri yang mampu melakukan hal itu. Entah energi apa yang dimiliki istri sehingga mempunyai kekuatan yang luar biasa itu. Energi yang tidak dimiliki suami. Aku semakin yakin bahwa kalimat yang kususun ini tidak mampu mengekpresikan, mengambarkan, melukiskan, menceritakan betapa luar biasanya seorang istri. 
Aku berdoa kepada Allah, Ya Allah bila dalam hidupku ini ada perbuatan yang mendatangkan pahala, berikanlah pahala itu kepada istriku terlebih dahulu . Karena dengan bantuan istrikulah aku mampu melakukan perbuatan baik itu. Ya Allah kabulkanlah doaku ini. Amiin

sumber: mailing list alumni Unsoed