![]() |
Jatinegara, sumber: google |
Sebuah perusahaan Peternakan
berpusat di Jakarta, yang mempunyai farm, hatchery, feedmill di beberapa tempat
seperti serang banten, subang, Indramayu. Nah saat itu saya ditempatkan di Farm
didaerah Indramayu, yaitu parent stock farm diatas tanah seluas 23 Ha dengan 20
kandang kapasitas 10.000 ekor perkandang, dengan sekitar 180an org karyawan,
sebagai Personalia Farm. Ada banyak cerita disini, yups, sangat berkesan karena
saya anggap merupakan pekerjaan formal saya yg pertama setelah lulus menjadi
seorang Sarjana Hukum! Stop.. Stop.. pekerjaan formal?? Berarti pernah kerja
informal?? Yes.. betul sekali, bisa dikatakan demikian.
Baiklah, terpaksa aku membentang
ingatan lebih jauuuuh, sekira tahun 1997, tahun kelulusanku dari SMU Negeri di
kota asalku, oiya.. aku jurusan IPA loh (gak nanya!!!) setelah lulus SMU,
seperti kebanyakan teman2 sebaya, mencoba mengadu nasib utk bisa masuk ke universitas
negeri, saat itu dengan program UMPTN, dengan ego yg masih sangat tinggi
pilihan jurusannya adalah Teknik, nak ora teknik, ora! Hahahahaa.. tapi ya
memang terbukti dengan bekal jurusan IPA di SMU, dikombinasikan dengan
kemampuan otak, serta ditambah dengan saat proses ujian UMPTN, hasilnya
adalah.. tidak lolos! Yaa begitulah, tidak lolos S1 masih ada Harapan, daftar
D3 politeknik Negeri Semarang ( dulu masih berada dibawah bendera UNDIP )
kebetulan, kakak bekerja di Institusi pendidikan Komputer di kota Semarang,
jadi tdk kesulitan utk tempat transit dan stay selama ujian Politeknik di
semarang, nebeng dulu lah.. selanjutnya dengan sisa tenaga setelah gagal
seleksi UMPTN, mengikuti ujian seleksi D3 Politeknik dan Alhamdulillah, tidak
lolos maning! Yaa begitulah, dengan tidak putus asa, masih ada kesempatan th
depan, dan dari info yg aku dengar, di Politeknik selain ada program D3, ada
juga program D1 dimana lulusan terbaiknya langsung diterima di D3 periode
berikutnyaa tanpa tes! Bingo!!! Ada
peluang, akhirnya aku ikut program D1 Teknik Komputer dengan pertimbangan ada
kesempatan transfer ke D3 Teknik elektro. Nah.. Disinilah pengalaman kerja
pertama dimulai, tahun 1998, partimer operator komputer pengolahan data EBTANAS
se Jawa Tengah Tahun ajaran 1997/1998, tdk lama sih, sekitar 1 bulan lebih.
Disana tugas saya menginput lembar jawaban ujian siswa SMP & SMU seJawa
Tengah menggunakan alat scanner. Partimer ini berlanjut di tahun ajaran
berikutnya, yaitu pandataan dan pengolahan data EBTANAS tahun ajaran 1998/1999,
dan 1999/2000. Jadi kalau ada diantara para pembaca adalah lulusan SMP / SMU
tahun dari jawa tengah LULUSAN TAHUN 1998 - 2000, bisa dipastikan saya adalah
salah satu operator pengolahan hasil EBTANAS kalian, dan satu lagi ternyata,
lembar jawaban computer tidak se horror yg dulu pernah saya pikirkan, setelah
mengalami sendiri prosesnya :D
Tahun 1998, setelah setahun
mengikuti program D1 dan harapan bisa transfer ke program D3 teknik Elektro
diakhir studi. Harapan tidak diiringi perjuangan yg maksimal, hasilnya pun bisa
ditebak.. Tidak lolos bursa transfer.. Hahahahahaaaa.. (msh bisa tertawa juga..)
Tapi perjuangan blm berakhir, masih ada kesempatan tes seleksi ke D3, dan waktu
itu saya putuskan tdk akan ikut seleksi S1 UMPTN lagi, dan hanya ikut seleksi
lokal D3 Politeknik UNDIP, supaya lebih fokus dan bisa kuliah sesuai dengan
semangat saya yang masih membara.. TEKNIK !!! Setelah gagal di seleksi UMPTN
pertama tahun 1997, gagal di seleksi D3 UNDIP 1997 dan gagal dibursa transfer
D3 Politeknik UNDIP 1998, akhirnya seleksi D3 Politeknik yg kedua kali nya saya
ikuti, tahun 1998, menghasilkan.. kegagalan lagi.. Yaaa.. 2 tahun gagal masuk
universitas negeri jurusan teknik seperti yg diidam-idamkan. Berbekal ijazah
D1, coba mencari peluang kerja dan memang sulit karena nanggung juga D1,
beberapa kali interview dan tidak pernah lolos karena spesifikasi yg tidak
sesuai, yang dicari lulusan SMU/K, D3 atau sarjana S1. Partimer EBTANAS msh
dilakukan, tp waktunya yg temporary dan bukan pekerjaan tetap membuat tidak
menentu. Akhirnya dengan banyak
pertimbangan dan dukungan orang tua, diputuskan harus upgrade ke jenjang yg
lebih tinggi.
Selanjutnya, saya diterima UMPTN
di kesempatan terakhir, yaitu th 1999, setelah berfikir lebih realistis dan
mengaca pada kemampuan, walaupun tidak mustahil utk masuk Tehnik, tp apa salahnya
mempertimbangkan utk masuk jurusan lain. Waktu itu pendaftaran menggunakan
formulir IPC, pilihan pertama dan kedua tetap kekeuh jurusan Teknik, sementara
pilihan ke3 mengharuskan dari jurusan IPS karena pilihan satu duanya sudah jurusan
IPA. Dan mungkin sudah hidayah dari ALLoh SWT, pilihan ketiga jatuh ke Jurusan
Hukum, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. Nah untuk Ujian UMPTN yg
terakhir ini saya sedikit mengambil strategi, setetes ilmu D1 Teknik Komputer,
ditambah belajar dari pengalaman partimer pengolahan data EBTANAS selama 3
periode, saya mengenal istilah sorting data, merangkai data dalam urutan
tertentu. Ini menurut pemikiran saya, misal kapasitas suatu jurusan adalah 100
orang, tentunya yg diterima disana adalah 100 peserta ujian UMPTN dengan nilai
tertinggi, nah apabila data peserta sudah di sorting dan ternyata ada 200 orang
peserta teratas dengan nilai yang sama, maka siapa yg beruntung berada di 100
urutan pertama?? Tentunya di butuhkan variable lain sebagai dasar sorting data
tersebut, disamping variable nilai yg jadi dasar utama. Pemikiran sederhana
saya adalah wilayah, apalagi dalam UMPTN (saat itu) dikenal pembagian wilayah
rayon A, B & C (kalau tidak salah mengingat), akhirnya saya menarik
hipotesa sendiri, kesempatan saya akan semakin besar apabila saya mendaftar dan
ujian di pusat dari pada ujian di daerah, ini akan membuat sorting data saya
diatas. Kalau saya ada di antara 200 orang teratas dengan nilai yang sama,
kemungkinan saya ada di urutan 100 teratas semakin besar apabila mengikuti
ujian dipusat. Saya pun memilih mengikuti proses UMPTN th 1999 di Kota
Semarang, tidak dikota Purwokerto seperti UMPTN th 1997 dengan pertimbangan
tersebut, dan terlepas benar atau tidak pemikiran sederhana saya tadi, akhirnya
saya diterima di Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto.
Mungkin kalau waktu itu saya mengikuti proses UMPTN lebih ke pusat lagi, ke Jakarta, bakalan lolos pilihan 1 atau 2
jurusan teknik yaaa.. Hahahahahahaaaaa.. Wallohualam.
Oke cukup! Kembali ke pekerjaan
formal yang pertama, sebagai Personalia Farm di daerah Indramayu. Proses
seleksi nya cukup berkesan buat saya, waktu itu, dengan diwisudanya seorang
sarjana berarti bertambah pula seorang pengangguran. Sebagai seorang sarjana
dan pengangguran baru, saya harus bisa bersaing dan melihat setiap peluang yang
ada, terutama peluang kerja. Hari itu, seperti biasa, masih beredar di sekitar
kampus, selain menyelesaikan berbagai macam administrasi juga melihat2 siapa
tahu ada informasi lowongan kerja, dimana lagi selain papan pengumuman kampus. Perlahan
saya mendekat ke papan pengumuman kampus. Nah ini.. dibutuhkan personalia..
bla.. bla.. bla.. tanpa syarat IPK ! Saya harus melamar! Segera kupacu vespaku
(vespa punya bapak: red) ke rental komputer disekitaran kampus. Saat itu komputer
masih merupakan barang mewah dan jarang dimiliki oleh mahasiswa kelas festival
seperti saya, Rental komputer saat itu sangat menjamur, dan memang membantu
sekali untuk kegiatan kampus, mengerjakan tugas, makalah atau membuat lamaran
kerja seperti saya waktu itu J.
Ketik-ketik sebentar membuat lamaran,
daftar riwayat hidup, dan salah satu kalimat penutup yang saya ingat waktu itu,
walau mungkin redaksinya tidak sama persis adalah “.. saya memang belum
berpengalaman kerja, tapi saya akan berusaha melakukan yang terbaik untuk
kemajuan perusahaan.. “. Selesai kemudian membayar ke penjaga rental, kemudian sambil
memberikan kembalian, dia bertanya;
“ bikin lamaran mas??”,
saya jawab, ” iya mas, doain biar
keterima ya mas..”,
kemudian dijawab” amin mas,
mudah2an keterima..”,
Berkas lengkap, kemudian
dititipkan ke Biro Kemahasiswaan Fakultas, dan.. sudah.. hidup berjalan normal seperti
biasa, masih bolak balik kampus, masih vespaan, dan tak berapa lama, ada
panggilan interview. Saya tidak ingat persis berapa kali sesi interview ini,
yang saya ingat adalah satu pertanyaan kurang lebih adalah, “apabila terjadi
suatu masalah dengan lingkungan sekitar yang mengancam keselamatan, apa yang
akan anda lakukan??”
Saya jawab, “ saya tidak akan tinggal diam pak, tapi akan saya tinggal lari, menyelamatkan diri ke
aparat yang berwenang”
Serius.. kata2 itu nyelonong
begitu saja, dan waktu itu penginterview hanya tersenyum sambil
mengangguk-anggukan kepala.
Tidak lama saya dinyatakan
diterima, mulai bekerja 1 Agustus 2007, dan penempatan kerja akan diinformasikan
pada hari pertama tersebut. Yang saya ingat waktu itu ada 2 orang adik kelas
juga yang lolos diterima. Saya yakin doa mas-mas penjaga rental komputer turut
berperan dalam pekerjaan pertama saya, atau mungkin jawaban spontan tinggal diam & tinggal lari ikut berperan
juga? entah lah.. saya tak pernah berkesempatan menanyakan hal tsb kepada boss
saya, yang menginterview saya waktu itu.